seputar Kondom

Posted by download bokep jepang bokep indo abg bugil ngentot dan memek tante girang on Monday, 7 January 2013



Sejarah Kondom



Banyak yang tidak tahu bahwa kondom itu sudah ada sejak ribuan tahun
yang lalu karena seringkali, jika kita berbicara soal kondom, yang
terbayang di benak kita ialah alat pencegahan yang terbuat dari latex.
Padahal, sejak diciptakan pertama kalinya dahulu, kondom tidak selalu
terbuat dari bahan baku karet.



Mencegah kehamilan tak terencana merupakan tujuan banyak pria dan wanita
sejak zaman dahulu, maka sejak zaman dahulu pula, kondom merupakan alat
utama untuk mencapai tujuan itu. Namun yang memicu penggunaan kondom
sebetulnya ialah kekhawatiran tertular berbagai macam penyakit akibat
hubungan/kontak fisik langsung dengan pasangan sex.



Maka tidaklah mengherankan bahwa ternyata banyak referensi sejarah
tentang penggunaan kondom. Gambar kondom paling tua ditemukan di Mesir
dari sekitar 3000 tahun yang lalu. Orang Mesir Kuno diperkirakan
memakai lapisan linen untuk membungkus alat kelaminnya, sedangkan orang Cina menggunakan kertas sutera yang dilumuri minyak. Lain lagi dengan orang Jepang yang memakai kulit binatang dan lapisan penutup yang terbuat dari kulit kura-kura, dan orang Romawi Kuno yang menggunakan kantong kemih kambing sebagai kondom.



Referensi resmi pertama tentang pemaikaian kondom di Eropa dibuat oleh
Gabrielle Falllopius di tahun 1500an. Pada waktu itu tengah terjadi
wabah syphilis yang melanda daratan Eropa yang memicu diciptakannya
kondom dari lapisan linen yang bertujuan melindungi kaum lelaki dari
syphilis.



Penggunaan kondom dari linen kemudian turut dipopulerkan oleh playboy kondang dari Eropa bernama Casanova,
yang menyebut alat pencegahan itu “Redingote Anglaise” atau “English
Riding Coat”, yaitu baju khusus untuk berkuda yang digunakan oleh
kalangan aristokrat Inggris.



Di sekitar zaman itu, lalu muncullah kondom yang terbuat dari usus binatang
yang lebih efektif daripada kondom yang terbuat dari linen. Namun
karena harganya mahal, maka orang sering kali menggunakannya berulang
kali, sehingga justru meningkatkan kemungkinan menularkan penyakit
kepada pasangan sex.



Sejarah kemudian mengenal kondom yang terbuat dari karet alam.
Namun, kondom dari karet yang pertama-tama diproduksi ini sangat tebal,
seperti ban dalam sepeda, dan dijahit di salah satu sisinya, sehingga
tidak nyaman dipakai. Baru setelah Goodyear dan Hancock menemukan proses
vulkanisasi karet di tahun 1843, kondom dari karet bisa diproduksi
secara massal, lebih elastis, lebih murah dan tidak terpengaruh
perubahan suhu udara.



Kondom dari latex pertama kali diproduksi pada tahun 1919 oleh
Frederick Killian. Kondom jenis ini jauh lebih baik kualitasnya
dibandingkan dengan kondom karet yang diproduksi sebelumnya karena jauh
lebih tipis, elastis, tidak berbau dan tidak cepat kadaluwarsa. Dengan
cepat penggunaan kondom latex meningkat, bahkan dalam kurun waktu 10
tahun, pabrik-pabrik kondom di Amerika Serikat memproduksi lebih dari
1,5 juta kondom latex per hari.



Popularitas kondom sempat menurun sewaktu ditemukan pil KB di awal tahun
1960an. Namun keadaan ini berubah drastis di awal tahun 1980an dengan
munculnya penyakit HIV/AIDS. Kini diakui bahwa diluar "abstinence" yang
artinya tidak melakukan sex, kondom adalah satu-satunya cara yang
efektif, walaupun tidak 100%, untuk mencegah Infeksi Menular Seksual
(IMS) termasuk HIV.





Tips Pengggunaan Kondom:



Kini kondom tersedia dengan berbagai macam ukuran, warna, bentuk dan
tingkat ketebelan untuk memenuhi selera yang beragam. Untuk yang
melakukan anal sex, misalnya, perlu menggunakan kondom yang
“ultra-stong” atau “super strong”.



Berikut adalah tips agar penggunaan kondom lebih efektif:




  1. Beli kondom di tempat yang resmi (apotik misalnya).




  2. Perhatikan tanggal kadaluwarsa.




  3. Simpan kondom di tempat yang sejuk, tidak terkena sinar matahari langsung.




  4. Selalu simpan lebih dari satu kondom sebagai serep karena siapa tahu kita salah pasang atau kondom rusak tanpa disengaja.




  5. Buka bungkusan kondom dengan hati-hati, jangan sampai kondom rusak akibat kena gigi, kuku atau perhiasan yang kita pakai.




  6. Jangan sampai bagian yang seharusnya di dalam ternyata di luar (kecuali merek-merek tertentu yang bisa dipakai bolak-balik).




  7. Jika perlu, pakai pelumas yang berbahan dasar air – jangan sekali
    sekali pakai pelumas berbahan dasar minyak karena kondom yang terbuat
    dari latex menjadi rentan dan mudah bocor jika dipakai dengan minyak
    seperti baby oil, pelembab, Vaseline, dll.




  8. Kondom dipasang pada penis sambil ditarik seperti kita pakai kaos kaki
    (dengan jempol berada di bagian dalam kondom) setelah penis mengalami
    ereksi tetapi sebelum penis menyentuh alat kelamin partner.




  9. Setelah ejakulasi, pegang kondom agar jangan sampai melorot dan air mani yang di dalamnya tumpah.




  10. Kondom bukan saja perlu dipakai dengan benar tetapi juga dengan
    konsisten. Artinya, perlu dipakai tiap kali melakukan sex, jangan
    kadang-kadang pakai, kadang-kadang tidak.




  11. Kondom hanya bisa dipakai satu kali. Setelah itu buang dan pakai yang baru




  12. Jangan buang kondom di lubang W.C. karena bisa mengakibatkan mampet. Bungkus dengan tisu dan buang di tempat sampah.




Sebagai alat KB, kondom yang terbuat dari latex mempunyai tingkat
kegagalan sebesar 3%. Tetapi angka ini meningkat menjadi sekitar 15%
jika kondom tidak dipakai secara konsisten.



Sebagai alat pencegah IMS termasuk HIV, kondom dari latex terbukti
sangat efektif. Bahkan, menurut penelitian Carey et al (1992), memakai
kondom latex 10,000 kali lebih aman daripada tidak menggunakan kondom
sama sekali.



Perlu diketahui bahwa selain kondom dari latex, terdapat juga kondom yang terbuat dari polyurethane.
Bahan ini lebih tipis dan lebih kuat dibandingkan dengan latex, bisa
dipakai dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, lebih bisa mengikuti
lekuk penis, lebih tahan lama dan memberikan lebih banyak sensitivitas.
Pemakaian kondom dari polyurethane biasanya dianjurkan bagi orang yang
alergi terhadap latex. Namun demikian, efektifitas kondom polyurethane
dalam mencegah penyakit IMS belum banyak diteliti.



Mengapa Kondom dari Latex Bocor atau Melorot (rupture or slippage)



Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui mengapa kadang kala
kondom dari latex bocor atau melorot. Secara garis besar, berikut ini
adalah alasan-alasan utamanya:

 




  1. Karena ketika membuka bungkusnya kita pakai gigi, gunting, pisau atau pinsil yang mengakibatkan kondom robek atau rusak.




  2. Karena kurang pengalaman memakai kondom.




  3. Karena kurang pelumas




  4. Karena memakai pelumas berbahan dasar minyak




  5. Karena ukuran penis yang besar (panjang penis tidak berpengaruh) .




Blog, Updated at: 13:30

0 comments:

Post a Comment

Kategori

Paling Populer

Daftar isi